Blood Strike, game FPS dari NetEase, sebenernya punya modal kuat banget buat bersaing di pasar game mobile.
Ringan. Gratis. Dan performanya nggak neko-neko.
Saya sudah main sejak tahun 2024 dan harus jujur bilang: game ini seru banget.
Bahkan buat saya pribadi, Blood Strike terasa lebih satisfying daripada Free Fire.
Tembakan terasa lebih realistis.
Gerakan lincah dan cepat, mirip Apex Legends versi HP.
Tapi...
Sampai sekarang, Blood Strike belum bisa menyalip dominasi Free Fire.
Kenapa?
Blood Strike Sebenarnya Punya Potensi Besar
Pertama, mari kita lihat dulu prestasinya.
Game ini masuk Top 10 Trending Game di Google Play Store tahun 2023.
Dapat award “Best Mobile FPS” di Gamescom Asia 2023.
Jumlah download-nya udah tembus 50 juta dalam waktu cuma 6 bulan.
Dan ratingnya? Mantap.
4.5 dari 5 di App Store, dari 2 juta ulasan lebih.
Itu angka yang gak main-main.
Berarti jelas, game ini disukai dan diapresiasi.
Sebagai gamer FPS dan juga streamer yang biasa main Apex, CODM, Valorant, AsikQQ, dan CS2...
...saya bisa bilang Blood Strike ini punya fondasi gameplay yang sangat kuat.
Jadi... Kenapa Masih Kalah dari Free Fire?
Nah, ini yang menarik.
Saya sendiri pernah ngobrol soal ini saat diwawancara sama Windah Basudara di sesi live bareng.
Dan jawabannya simpel:
Free Fire lebih duluan, lebih “ngena” ke pasar bawah.
Pasar yang saya maksud?
HP kentang.
Player kasual.
Anak-anak warnet.
Blood Strike memang ringan, tapi belum seringkas Free Fire.
Loading-nya masih agak berat di HP lawas.
UI-nya masih terasa "asing" buat pemain baru.
Dan... yang paling penting...
Komunitas Blood Strike belum semasif Free Fire.
Garena pintar banget ngebangun komunitas, influencer, turnamen kecil, hingga skin-skin lokal yang relevan.
Sementara Blood Strike?
Masih dominan di kalangan pemain pro dan komunitas niche.
Berikut Adalah Strategi Bermain Blood Strike
Kalau kamu tertarik main Blood Strike dan pengen jago sejak awal, ini beberapa tips dari saya:
1. Fokus ke Operator yang Cocok Sama Gaya Main Kamu
Kalau kamu suka nge-rush, pakai karakter dengan movement speed tinggi.
Kalau lebih suka main jarak jauh, cari operator yang punya buff buat recoil atau scope.
2. Senjata Terbaik: Cobalah M416 dan Vector
Ini dua senjata paling versatile. Mudah dikontrol dan cocok di berbagai mode.
3. Jangan Lupa Pakai Jetpack
Jetpack bukan gimmick — ini fitur penting yang bisa bantu kamu flank atau kabur dari situasi berbahaya.
4. Gunakan Cover Secara Aktif
Tembakan di Blood Strike cepat banget time-to-kill-nya.
Jangan terlalu lama di ruang terbuka.
HP 1 Jutaan Buat Main Blood Strike?
Bisa nggak?
BISA BANGET.
Blood Strike cukup ringan, bahkan dibanding COD Mobile sekalipun.
Asal kamu punya HP dengan spek minimal:
- RAM 4GB
- Snapdragon 680 / Helio G88
- Storage kosong minimal 5GB
Cth: Samsung A54
Game ini masih bisa jalan di setting medium dan FPS stabil di 40-50.
Kalau kamu setting ke grafis low, bisa dapet 60 FPS stabil di beberapa HP entry-level terbaru.
Dan ini kabar baik buat kamu yang belum punya HP flagship.
Kesimpulan
Blood Strike adalah game yang secara teknis lebih unggul dari Free Fire.
Tapi...
Kemenangan di dunia game gak cuma soal kualitas.
Tapi juga soal momentum, komunitas, dan strategi distribusi.
Free Fire sudah lebih dulu masuk ke hati pasar Indonesia.
Sementara Blood Strike masih dalam tahap membangun loyalitas pemain.
Apakah Blood Strike bisa menyalip Free Fire suatu hari nanti?
Saya rasa bisa.
Tapi jalannya masih panjang.
Yang jelas, saya pribadi sangat menikmati game ini.
Dan saya akan terus dukung, apalagi kalau komunitasnya makin solid dan update-nya konsisten.
Kalau kamu suka FPS yang gesit, responsif, dan punya rasa “pro” tapi tetap ringan, Blood Strike wajib dicoba.
Kalau kamu mau bahas build senjata atau tips map tertentu, tinggal komen aja.
Saya bakal jawab secepatnya!